- popopoduabelas
- Sep 17, 2019
- 3 min read
Pasti sudah banyak yang mendengar kopi Aceh yang memang sudah terkenal hingga ke penjuru dunia. Di sana telah muncul berbagai merek kopi namun kebanyakan adalah jenis kopi Arabica dan Robusta karena kedua jenis itu sangat mudah tumbuh di kawasan Aceh. Kelebihan kopi dari daerah ini memiliki rasa yang kuat dan punya aroma yang nikmat serta cita rasa yang berbeda dari kopi-kopi lain.
Untuk jenis kopi Robusta ada salah satu kopi yang sangat digemari oleh masyarakat asli maupun para pelancong dan untuk kalian juga harus mencoba beberapa makanan kota malang paling populer, yaitu kopi Ulee Kareng yang menggunakan 100 persen biji kopi asli. Proses pembuatannya dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga menimbulkan rasa yang khas dan kualitas tetap terjamin sampai masuk ke kerongkongan.
Ada juga kopi Aceh Gayo yang menggunakan bahan utamanya yaitu biji kopi arabica seluruhnya. Sesuai namanya, kopi ini berasal dari daerah dataran tinggi Gayo karena disana sangat subur tanaman kopi, khususnya Arabica. Dengan rasa yang sudah terkenal, rasanya sangat cocok dijadikan oleh-oleh. Ada juga kopi lain yang memiliki rasa tak kalah dari dua jenis kopi di atas, dia adalah meulaboh Aceh yang umumnya disajikan dengan cara ditarik (kopi tarik) maupun dibalik.
Keukarah

Salah satu cemilan yang paling tepat untuk menemani menyantap kopi Aceh adalah Keukarah. Oleh-oleh makanan khas Aceh ini memiliki rasa yang manis dan renyah karena terbuat dari tepung beras yang ditambah gula. Bentuknya sangat unik, karena memiliki warna kecoklat-coklatan dengan bentuk seperti jaring yang melingkar. Kue kering dari tanah rencong ini dibuat menggunakan cetakan untuk mendapatkan bentuk bulat sempurna.
Karena rasanya yang enak dan memiliki aroma khas karamel, membuatnya banyak diburu oleh orang-orang. Hingga kini telah menjamur berbagai toko yang menyediakan Keukarah sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke kampung halaman. Jika kalian tidak menemukan tulisan Keukarah, tak perlu khawatir karena kue ini memiliki nama lain yakni kue sarang burung atau eumpueng miriek.
Kue Bhoi
Selain keukarah, ada juga kue bhoi yang menjadi teman masyarakat Aceh dalam meminum kopi. Kue yang satu ini adalah jenis bolu yang memiliki bentuk beraneka ragam sesuai cetakan yang digunakan oleh pembuatnya. Namun umum bagi warga sekitar membuatnya adalam bentuk ikan, bunga, dan bintang.
Rasanya tidak terlalu manis namun sangat lezat di lidah, apalagi saat mencelupkan kue bhoi dengan kopi, rasanya pasti bertambah enak. Seperti kebanyakan bolu, kue bhoi juga memiliki tekstur yang lembut di dalam dan agak kasar di luar. Selain dibuat sebagai santapan, bolu dari provinsi dengan semboyan Pancacita ini juga kerap digunakan dalam acara seserahan pengantin.
Ada juga yang membuatnya untuk diberikan kepada sanak saudara dan acara hajatan seperti khitanan dan acara kelahiran. Sebenarnya kue bhoi dengan bolu lain tidak ada bedanya dalm hal bahan, bedanya hanyalah cetakn yang digunakan dan berbagai variasi pemasakan. Kini kue bhoi dapat ditemui di berbagai tempat yang menyediakan oleh-oleh, apalagi kue bhoi mampu tahan selama 1 bulan, sehingga walaupun perjalanan jauh ke rumah, bolu ini akan tetap awet.
Dendeng

Walaupun banyak daerah yang juga memiliki oleh dendeng, namun di Aceh dendeng di buat dari daging sapi maupun daging rusa segar dengan resep yang sudah ada turun temurun dari nenek moyang. Menurut Sejarah makanan ini di Provinsi dengan ibukota Banda Aceh tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Bahkan kerap digunakan oleh para pelaut menjadi makanan pengganjal perut ketika berhari-hari mengarungi samudera.
Dendeng di sana memiliki variasi rasa yang beragam, mulai dari rasa manis, asin, hingga kari sering sekali dibuat. Cara pembuatannya adalah dengan menjemur hasil irisan daging sapi maupun rusa sampai benar-benar kering. Kemudian dicampur oleh rempah-rempah yang khas sebelum akhirnya digoreng.
Karena dendeng memang dibuat jika sudah benar-benar kering, membuatnya bisa bertahan tiga bulan. Jadi jika membawanya pulang, santai saja karena dendeng akan sulit membusuk. Untuk harga setiap satu kilogramnya dihargai sebesar 200 ribu rupiah untuk yang daging sapi, sedangkan yang rusa lebih mahal 100 ribu.
Keripik Saree

Jajanan ini kerap diperdagangkan di pinggir-pinggir jalam maupun rest area di jalan Aceh – Medan. Berbentuk keripik, pasti sudah sangat tidak asing bagi kalian semua. Rasanya yang renyah membuat banyak orang yang ingin berebut untuk mendapat keripik Kawasan Saree ini. Untuk mendapatkan penjual keripik yang berbeda di Saree, maka pergilah ke tempat penjualan Keripik Cek Sam yang bisa ditemui di jejeran pedagang di kawasan Saree.
Ciri khas dari Cak sam adalah proses pembuatan keripiknya dilakukan langsung di tempat. Sehingga para pembeli bisa langsung melihat proses penggorengan keripik singkong rasa gurih asli Aceh tersebut. Tidak hanya Cak sam, masih banyak lagi penjual keripik yang bisa dijadikan oleh-oleh, harganya juga beragam ada yang mematok harga 5 ribu bahkan 20 ribu pada 1 kg kemasan. Ada juga variasi keripik lain, tidak hanya keripik singkong, ada juga keripik jagung atau keripik sambal.