top of page
Search

Selain Rencong yang sudah sangat terkenal, ada lagi senjata khas Aceh yang menjadi alat untuk memperlengkap Rencong, dia adalah Peudeung yang digunakan untuk mencincang. Berbeda dengan rencong yang biasanya dipakai untuk menikam musuh. Untuk membedakan antara satu jenis dengan jenis yang lain, maka perlu diketahui bilah atau mata pedang tersebut.


Ada bermacam-macam bentuk pedang yang populer di kalangan masyarakat Aceh, seperti Peudeung Tumpang Jingki yang memiliki panjang sekitar 70 cm dengan gagang berbentuk mulut yang terbuka dan biasa dibuat dari tanduk dan mata pedangnya dari besi.


Ada juga Peudeung Ulee Meu-apet yang diistimewakan karena dianggap memiliki kekuatan spiritual, sehingga hanya dibuka dari penutupnya saat acara tertentu. Bedanya dari pedang lain adalah karena jenis ini menggunakan sejenis penahan di gagangnya.


Lalu ada Peudeueng Ulee Tapak Guda yang berbentuk telapak kaki kuda pada bagian gagang yang dibuat dari tanduk. Sedang mata pedangnya dari besi dan total panjangnya 72 cm. Ada banyak jenis lain seperti Zulpaka, Ulee Iku Mie (gagangnya seperti ekor kucing), Ulee Iku Itek (gagangya meyerupai ekor bebek), Ulee Babah Buya (bentuk gagang mirip mulut buaya), dan Lapan Sago (berbentuk segi delapan pada gagagnya).



Siwah



Senjata ketiga masyarakat Aceh selain Rencong dan Peudeng adalah Siwah yang juga berbentuk mirip rencong. Perbedaan yang mencolok antara Siwah dan rencong ada pada ukuran dan panjangnya. Untuk siwah memiliki ukuran yang lebih besar dan juga memiliki panjang yang lebih tinggi. Selain digunakan untuk mengusir penjajah, siwah juga digunakan sebagai aksesoris bagi orang-orang yang ada di kerajaan.


Saking berharganya barang ini, banyak yang dibuat menggunakan emas asli yang pasti mahal harganya. Hingga sampai sati ini benda ini memiliki harga jual yang tinggi karena sudah sulit untuk menemukannya dan mungkin hanya tersisa beberapa biji saja di dunia. Selain karena kelangkaannya, juga karena Siwah dibuat dengan sangat mewah. Sebut saja yang dari dibuat dari emas, namun ada juga yang ditambah jenis permata yang ditaruh pada gagang dan sarung penutupnya.



Serune Kalee


Serune Kalee adalah alat musik khas dari Aceh yang berbentuk mirip terompet dan dengan ditiup untuk mengeluarkan bunyinya. Tidak hanya digunakan sebagai alat untuk menghivur diri, Serune Kalee juga kerap dibunyikan pada acara pernikahan,g menyambut tamu, dan pembukaan atau peresmian proyek tertentu. Biasanya alat musik tradisional ini dibuat menggunakan bahan utama kayu yang telah direndam selam tiga bulan.


Serune Kalee juga mengandung nilai-nilai pembelajaran yang bisa dihayati, misalnya pada nilai budaya, karena alat ini adalah budaya dari Aceh yang harus dipertahankan. Ada juga nilai seni karena pembuatannya cukup lama dan hanya tangan terampil yang bisa membuatnya. Proses membunyikannya juga berbeda dengan terompet, begitu pula dengan bunyi yang dihasilkan.



Boneka Pengantin


Dibuat dengan bentuk menyerupai mempelai pria atau wanita Aceh yang sedang melangsungkan pernikahan menggunakan baju adat Aceh. Souvenir yang satu ini dibuat menggunakan bahan kain flannel yang indah dengan hasilnya memiliki ukuran kira-kira 19 cm x 13 cm. Baju yang dikenakan memiliki warna hitam dan dipadu dengan warna coklat untuk bagian bawahnya. Untuk yang pria ditambah dengan peci sedangkan yang wanita ditambah dengan selendang yang terlilit di leher.


Harganya yang murah yaitu 18 ribu / pcs bisa menjadi kado terindah bagi pasangan yang berbahagia saat melangsungkan pernikahan. Entah itu diberikan kepada pasangan maupun kepada teman bahkan kepada keluarga yang tengah menikah. Dengan hasil yang memukau ditambah memiliki keunikan tersendiri, rasanya sangat cocok jika dibeli sebgai hadiah.



Dompet


Bagi para wanita yang sedang melakukan perjalanan travelling ke provinsi paling barat di Indonesia ini, tidak ada salahnya kan untuk membeli dompet cantik khas Aceh. Keunikan dari dompet ini adalah memiliki hiasan dengan motif khas dari Aceh yang di bordir di bagian sampingnya. Tidak hanya itu saja, dimpet ini juga akan sangat pas bagi kalian yang ingin emnyimpan uang maupun barang lain ke dalamnya karena bentuknya cukup simpel.


Namun dengan ukuran yang relatif kecil, bisa juga ditempatkan di dalam tas dan sangat mudah dibawa kemana-mana. Harga untuk setiap satuan souvenir ini beragam, dimulai dengan yang paling murah sekitar 10 ribu hingga yang memiliki harga ratusan ribu tergantung motif, model, dan tingkat kerumitan dalam membuatnya. Souvenir ini dapat dengan mudah dijumpai di toko-toko souvenir Aceh atau jika ingin melihat cara membuatnya bisa langsung ke tempat pembuataanya tepatnya di kawasan Darul Imarah, Aceh Besar.

 
 
 

Aceh atau Banda Aceh dikenal sebagai kota yang Islam yang paling tua di Asia Tenggara, sebagaimana disebutkan dalam. Menjadi sebuah kota dengan peradaban Islam yang cukup maju membuat Aceh menyimpan daya tarik tersendiri yang menyebabkan banyak orang menaruh minat untuk mengunjungi kota berjuluk Serambi Mekah itu suatu hari.


Apabila ingin liburan dengan kesan yang berbeda, maka jangan sampai melewatkan kota Banda Aceh. Selain bisa menjelajahi sejumlah situs-situs bernuansa Islami yang megah dan bersejarah, Aceh memberikan banyak pilihan buah tangan untuk para pelancong dari luar Sumatera. Penasaran? Berikut ini oleh-oleh khas Aceh yang sering diburu oleh wisatawan hasil pantauan

Makanan Apa Saja?



Rencong



Senjata tradisional khas suku Aceh yang paling terkenal adalah rencong. Selain sebagai alat untuk bertempur, ternyata juga melambangkan keberanian, identitas diri, dan ketangguhan dari para pemiliknya. Bahkan pada masa kesultanan Aceh, rencong selalu diselipkan oleh para raja dan pembesar istana di pinggang mereka. Selain sebagai alat untuk menyerang juga sebagai pelambang wibawa para raja.


Selain itu, rencong juga kerap menjadi aksesoris tambahan bagi mempelai pria saat melangsungkan akad nikah untuk menambah kewibawaanya. Bahkan, ada rencong yang terbuat dari emas asli dengan penggalan tulisan ayat suci Al Quran yang ditulis pada mata pedangnya. Namun sekarang ini rencong lebih sering dibuat dengan kuningan, besi putih, dan kayu sebagai oleh-oleh atau untuk pajangan dan untuk digunakan pengantin laki-laki.



Perhiasan Pinto Aceh


Pinto aceh adalah motif perhiasaan yang awal mulanya ditemukan oleh seniman asal Aceh kala itu, Mahmud Ibrahim yang juga ahli pandai besi. Mahmud Ibrahim membuat karyanya karena terinspirasi dari monumen peninggalan raja Aceh, Iskandar Muda yang berbentuk monumen. Ada juga yang mengatakan bahwa bangunan tersebut menjadi tempat keluar masuknya para permaisuri dan dayang raja dari dan ke sungai di dekat monumen tersebut.


Saking indahnya pinto aceh, pada masa awal pembuatannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan tidak sembarang orang dapat membuatnya. Hal ini karena perlu adanya keterampilan membuat pinto aceh yang tinggi. Sedikit demi sedikit banyak yang mampu membuatnya, bahkan tidak hanya orang Aceh sendiri, luar Aceh khususnya Jawa juga sanggup membuatnya.


Asal rencong memang dari daerah Pinto Khop, namun karena keindahannya, kini dapat ditemukan di berbagai tempat yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas Aceh. Jangan khawatir jika motif pinto aceh yang hanya itu-itu saja, karena sekarang terdapat berbagai bentuk pinto aceh berupa aksesoris seperti cincin, kalung, gelang, peniti, bahkan dibuat varian baru pada kemeja, jilbab, hingga kopiah.



Songket Aceh


Sama halnya dengan batik yang telah tersebar di seluruh penjuru Indonesia bahkan negara tetangga, songket juga seperti itu, hampir setiap daerah rumpun Melayu memilikinya, tak terkecuali Aceh. Hal ini dikarenakan kerajaan Sriwijaya sebagai pembawanya menyebarkan cara membuat songket ke wilayah-wilayahnya. Pembuatan kain songket sendiri dibuat dengan cara ditenun menggunakan alat dari kayu. Penenunan tersebut harus menggunakan benang beraneka warna untuk menciptakan motif dan bentuk yang diinginkan.


Sebagai kain tradisional, songket Aceh tidak hanya diburu untuk keperluan koleksi saja, melainkan kebanyakan dibeli untuk dimanfaatkan. Misalnya adalah kain songket berupa pakaian, tak terkecuali pakaian adat, hiasan meja atau taplak, hiasan dinding, dan bentuk lainnya. Kain dengan arti mengait dari bahasa Melayu ini tercatat memiliki motif beraneka ragam, namun didominasi oleh motif bewarna emas dan perak, sesuai warna benang yang paling sering digunakan.



Kupiah Meukeutop


Kupiah Meukeutop adalah salah satu jenis peci yang sekarang ini kerap dikenakan oleh para mempelai pria kota serami mekah dalam pernikahan yang mereka laksanakan. Lebih jauh lagi, dulunya kupiah ini hanya boleh dipakai oleh para pembesar istana alias raja atau para bangsawan.


Pahlawan Indonesia asal Aceh, yaitu Teuku Umar menjadikan kupiah Meukeutop sebagai aksesoris favoritnya. Selain dinamakan Meukeutop, banyak orang menyebut oleh-oleh khas Aceh ini dengan nama yang berbeda seperti kupiah Tungkop karena terdapat tugu kupiah tungkop yang juga berada di daerah bernama Tungkop, Pidie.

Kupiah ini sering dipakai oleh para raja kala itu karena memiliki maksud di dalamnya. Secera keseluruhan, kupiah ini memiliki 4 bagian dengan makna yang berbeda-beda antara satu bagian dengan lainnya. Empat bagian tadi melambangkan hukum, adat, qanun, dan reusam sehingga harus dipakai di kepala agar diharapkan pemakainya menjunjung tinggi hal tersebut.


Begitu pula dengan sekarang, para penganting yang mengenakannya juga harus bisa bisa melaksanakan aturan di atas saat nanti berumah tangga. Ada juga aksesoris penunjang yang bisa didapatkan, misalnya kalung dan bros serta senjata tradisional aceh, Rencong.



Kupiah Riman



Selain Meukeutop, ada juga kupiah riman yang berasal dari daerah Pidie dan dulunya sering digunakan oleh para petinggi maupun bangsawan, khusunya yang dari Pidie. Tidak hanya digunakan untuk ibadah sholat saja, kupiah atau peci ini juga sering dikenakan saat acara formal maupun non formal.


Sebut saja para pejabat Aceh yang tak ketinggalan menggunakannya sebagai penutup kepala mereka saat ada acara maupun sedang santai. Pada zaman sekarang ini, kupiah riman tetap menjadi aksesoris yang digunakan orang-orang Aceh khususnya saat ibadah ke masjid.


Tidak main-main, waktu pembuatannya bisa sampai berhari-hari walaupun dilakukan oleh orang yang professional dalam masalah pembuatannya. Bahan yang digunakan untuk membuat oleh-oleh khas Aceh ini adalah bulu ijuk (enau) namun terlebih dahulu direndam selama beberapa hari sebelum akhirnya dibentuk menjadi kupiah dengan cara tertentu.



Tas Motif Aceh


Kebanyakan tas yang dijumpai sekarang ini adalah polos, walaupun ada beberapa tas yang diberi gambar, namun biasanya tas tersebut untuk anak-anak. Jika bosan akan tas seperti itu, maka tas motif Aceh adalah salah satu alternatif tas karena memiliki motif khas dari Aceh.


Apalagi pembuatannya yang memperhatikan kualitas, sehingga hasilnya adalah tas halus dengan pembentukan motif yang rapi. Hal ini memang wajar karena pembuatannya dilakukan dengan mesin bordir dan pengrajin berpengalaman dalam bidangnya.


Sebagai salah satu sentra kerajinan tangan dan pusat oleh-oleh, kawasan Ule Madon, Muara Batu, Aceh Utara telah menyediakan ribuan tas dari berbagai toko yang berbeda. Apalagi setiap tas yang dibuat memiliki bentuk dan jenis yang berbeda, sehingga pemilihnya akan bingung sendiri.


Terdapat jenis tas seperti tas gendong, tas laptop, tas selempang, tas tangan, dan beraneka macam tas ada di sana. Dengan keunikan motif Aceh, rasanya harga ratusan ribu tak jadi masalah untuk pembelian tas yang memdukan budaya dengan barang sehari-hari ini.



Ija Kroeng


Sebagai pakaian yang sangat mencerminkan umat Islam Indonesia, sarung selalu diminati banyak orang, salah satunya yang dari Aceh, Ija Kroeng. Selain dapat digunakan dalam kegiatan ibadah utamanya sholat dan mengaji, sarung juga menjadi alat serbaguna, untuk selimut misalnya. Kelebihan dari Ija Kroeng adalah jenis sarung ini dibuat dengan metode home made dan menggunakan kain katun seluruhnya sebagai bahan baku pembuatan.


Bahkan katun tersebut di datangkan langsung dari India namun proses penenunannya dilakukan di daerah Tangerang sebelum nantinya dikirim ke Aceh untuk dijadikan sarung serta dipasarkan ke konsumen. Sarung ini diproduksi dengan warna utama hitam dan putih dan sangat cocok bagi orang dewasa maupun anak-anak.


Harga dari oleh-oleh khas Aceh ini tidak mahal-mahal amat, yakni berkisar 117 ribu untuk anak-anak dan 162 ribu bagi orang dewasa. Ada juga versi limited edition pada hari-hari tertentu seperti Idul Fitri dengan memberi sentuhan warna yang berbeda dari sebelumnya, yaitu hijau pupus, merah bata, dan abu-abu muda dengan harga yang lebih mahal tentunya.



Sulam Kasab


Sulam Kasab adalah jenis sulaman dari Aceh yang ditempatkan pada berbagai aksesoris rumah tangga seperti tudung saji, payung, hiasan dinding maupun hiasan di atas pintu. Walaupun awalnya hanya mengunakan benang warna emas dan perak, namun di era modern sekarang ini, berbagai ragam warna telah banyak dibubuhkan pada media sulaman.


Selain itu, para pengrajin asli Aceh yang membuatnya selalu menggunakan metode hand made yang kerap dilakukan oleh para ibu rumah tangga untuk menambah pendapatan keluarga. Untuk motifnya sampai saat ini telah beragam, namun yang paling umum dijumpai adalah motif jenis burung, daun, dan bunga-bungaan.

Dalam proses pembuatannya tidaklah mudah, karena perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam memasukkan benang dan menjadikan motif yang sempurna seperti yang diinginkan. Karena sudah sangat populer, kalian dapat menjumpai sulaman kasab di berbagai toko souvenir di Aceh.



Kerawang Gayo



Kerawang gayo adalah salah satu kesenian masyarakat Aceh dengan memberikan senuhan motif pada benda maupun aksesoris. Saat ini telah banyak motif yang dapat dijumpai pada kesenian yang telah dikenal lama oleh para masyarakat Dataran Gayo ini.


Sebut saja motif awan berangkat, pagar, tali berputar, pucuk rebung, bunga kapas, dan telapak kaki sulaiman yang kerap dibuat oleh masyarakat. Walaupun di kabupaten asalnya yaitu Gayo Lues hanya ada 8 pengrajin, namun kreatifitas mereka semakin menjadi-jadi.


Sekarang ini kerajinan tangan asal tanah Gayo ini tidak hanya dibuat pada pakaian adat khas Aceh saja, melainkan di berbagai aksesoris yang kerap dibeli oleh para pelancong misalnya ransel, gelang, taplak meja, selendang, kotak tisu, bahkan sendal dan hiasan dinding.


Harganya tergolong murah, mulai dari 15 ribu untuk satu jenisnya hingga yang bernilai ratusan ribu rupiah. Namun ada harga pasti ada kualitas, yang berharga mahal tentu memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang lebih. Bahkan salah satu penyanyi terkenal tanah air, Iwan Fals sempat beberapa kali mengenakan Cindera Mata ini.



Batik Aceh


Batik adalah jenis kebudayaan di Indonesia yang telah tersebar di penjuru Nusantara, tidak hanya Batik Jawa yang sudah terkenal, ada juga Batik Aceh yang sudah ada sejak zama kerjaan, abad 13 M. Hal ini dibuktikan dengan berbagai macam batu nisan raja-raja Aceh tepatnya yang berbentuk batik.


Sekarang ini batik ceh telah memiliki banyak motif yang sarat akan makna. Setiap motifnya dikatakan memiliki makna tersirat yang berbeda antar satu dengan yang lain. Ada motif senjata tradisional Aceh, Rencong serta motif-motif lainnya, sebut saja Bunga Jempa, Awan bergerak, Pucuk rebung, pintu Aceh, Gayo, dan masih ada motif-motif lain yang juga indah mempesona.


Namun uniknya tidak ada motif hewan sama sekali pada Batik Aceh. Salah satu motifnya adalah pintu Aceh, yang maksudnya adalah saat ada orang yang bertamu harus menundukan kepalanya sebagai rasa hormat, mengingat pintu Aceh memiliki ketinggian yang tidak terlalu tinggi.

 
 
 

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman suku dan budaya. Dan, disetiap daerah di Indonesia pasti memiliki kuliner khasnya masing-masing. Tidak terkecuali dengan Kota Medan, kota yang rasanya sangat sayang untuk kamu lewatkan makanan khasnya. Walaupun medan itu letaknya ada di bagian utara Pulau Sumatera, kamu tetap harus cobain kuliner khas dari tempat tersebut.


Karena, rugi banget deh kalau kamu belum pernah nyobain salah satu makanan yang ada di Medan. Apa aja sih makanan khas Medan yang bisa kita coba atau mungkin dijadikan oleh-oleh untuk sanak keluarga di rumah? Lansung saja kita simak bersama, makanan khas Medan.



BIKA AMBON



Banyak orang mengira lho kalau bika ambon itu asalanya dari Ambon, Maluku. Padahal, makanan ini merupakan salah satu khas dari Kota Medan. Tapi kok namanya bika ambon ya? Balum tahu juga tuh kenapa kok namanya bisa bika Ambon.


Nah, bika ambon merupakan kue dengan warna kuning dan permukaannya terdapat lubang-lubang kecil. Kamu bisa merasakan kenikmatan bika ambon saat masih hangat.

Rasanya itu beda, ada hangat-hangatnya gitu, hehe. Tapi emang bener beda lho, ya walaupun makan bika ambon saat sudah dingin juga enak. Tapi, makan bika ambon hangat itu jauh lebih enak, cobain deh.



DURIAN MEDAN


Kamu tentu tahu buah berduri yang satu ini, durian. Buah dengan aroma menyengat yang akan memberikan sensasi nikmat saat memakannya. Buah ini sangat istimewa lho, bahkan harganya pun juga lebih mahal dari pada buah lainnya. Nah, kalau kamu berkunjung ke Medan, jangan lupa mencicipi buah durian yang ada di kota tersebut.



BOLU MERANTI


Makanan khas lain yang bisa kamu coba ketika mengunjungi Kota Medan adalah bolu meranti. “Halah, cuma bolu gitu, apa sih bedanya sama bolu lainnya?” Eiiits, jangan salah sangka dulu ya, bolu meranti ini punya rasa yang khas. Walaupun bentuknya mirip sama kue lapis dari Surabaya, tapi rasa dari bolu meranti ini berbeda.


Bolu dari Medan ini mempunyai berbagai macam rasa yang bisa kamu coba. Ada rasa kacang, keju, nanas, stroberi, dan mocca. Bahkan, kalau kamu mau makan bolu yang gurih, ada juga tuh bolu rasa abon dan ayam. Kalau kamu berkunjung ke Medan dan bingung mau bawa oleh-oleh apa, coba aja bawa bolu meranti. Banyak kok wisatawan yang menjadikan makanan ini sebagai oleh-oleh. Kamu bisa menemukan bolu ini di daerah Jalan Kruing Medan atau Jalan Sisingamangaraja.



SOTO MEDAN


Hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki soto khasnya masing-masing. Ada soto betawi, soto lamongan, soto kudus, dan soto-soto lainnya. Nah, di Medan ternyata juga ada lho soto yang menjadi khas di kota tersebut, namanya soto medan. Walaupun sama-sama soto, tentu soto medan mempunyai cita rasa yang berbeda dengan soto lainnya.



PANCAKE MEDAN



Walaupun pancake merupakan salah satu makanan dari luar negeri, tapi di Medan ini menjadi salah satu makanan favorit. Ada banyak rasa yang bisa kamu cobain, salah satunya adalah rasa durian. Hmm, kamu penasaran bagaimana rasa dari pancake durian? Buruan cari di kota kamu, siapa tau sudah ada yang menjualnya di sana. Kalau belum ada, mungkin kamu bisa mencoba makanan khas Sunda aja deh. Tapi ada nggak ya yang berbahan dasar durian?



SIRUP MARKISA


Kalau dari tadi makanan semua, nggak ada salahnya kan kala kita ngomongin juga yang khas lain dari Medan. Namanya adalah sirup markisa, sebuah minuman dari Medan yang sudah sangat terkenal dengan rasa manis dan segarnya. Kamu juga bisa menjadikan sirup markisa sebagai oleh-oleh lho.



TERI MEDAN


Kamu tentu pernah denger salah satu jenis ikan mungil yang rasanya gurih-gurih asin, yup teri. Dan, salah satu teri yang paling terkenal adalah teri Medan. Makanan ini cocok buat kamu jadikan oleh-oleh ketika pergi ke Medan lho.


Teri medan ini ukurannya kecil dan berwarna putih. Cocok banget deh dimakan sama nasi panas, atau dibuat jadi sambel teri. Hmmm, rasanya pasti enak banget tuh, bikin nggak bisa berhenti sebelum terinya habis.



TEH SUSU TELUR


Walaupun artikel ini ngomongin makanan, tapi kalo diselipin minuman juga nggak apa-apa dong. Salah satu minuman yang jadi khas di Medan adalah teh susu telur atau disingkat jadi TST. Teh susu telur ini terbuat dari susu kental manis, teh, dan tentu saja telur. Membuat minuman khas yang satu ini juga cukup unik lho. Pertama susu kental manis dituang ke dalam gelas, tambah gula, baru kemudian kuning telur. Semua bahan tadi diblender sampai membentuk busa putih, baru kemudian teh panas dituang ke dalam gelas yang berisi campuran suus, telur, dan gula tadi.



LEMANG



Pernah dengar nama makanan yang satu ini?

Lemang ini sebenarnya makanan khas Tebing Tinggi, jaraknya sekitar 2 jam perjalanan dari Medan. Tapi, saking enknya ini makanan, di Medan juga udah ada yang jual kok, jadi kamu nggak perlu jauh-jauh ke Tebing Tinggi.


Lemang merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan yang dimasak menggunakan bambu yang sebelumnya sudah dilapisi dengan daun pisang. Beras ketan tadi juga ditambah dengan santan lho, jadi rasanya pasti gurih. Lemang ini dimasak dengan cara yang unik, yaitu dengan dibakar di atas bara api sampai matang. Kalau kamu penasaran, cobain aja makanan ini, datang ke Jalan Bromo atau Jalan Gatot Subroto Medan.



MANISAN JAMBU


Kamu pernah makan manisan apa aja? Pernah cobain manisan jambu belum? Kalau belum, kamu bisa minta tolong temen kamu yang dari medan buat bawain makanan yang satu ini nih. Manisan jambu ini memiliki rasa yang manis dan teksturnya renyah. Paling enak dimakan pas siang hari sambil minum es.

 
 
 

SUBSCRIBE VIA EMAIL

Thanks for submitting!

© 2023 by Salt & Pepper. Proudly created with Wix.com

bottom of page